Selasa, 10 Januari 2012

Dikafani Jubah Rasulullah SAW


Seorang lelaki dari suatu kabilah Arab datang untuk beriman dan mengikuti Nabi SAW. Ia juga berkata, "Aku akan berhijrah bersamamu!"
Nabi SAW menyerahkan lelaki tersebut pada para sahabat untuk diajari seluk-beluk Islam. Pada perang Khaibar, lelaki ini ikut serta dan diberi tugas untuk memelihara dan merawat unta-unta. Ketika perang berlangsung, beberapa rampasan perang telah didapat, dan Nabi SAW membaginya kepada para sahabat, termasuk lelaki tersebut. Tetapi ketika harta tersebut diantarkan kepadanya oleh seorang sahabat, ia bertanya, "Apakah ini?"  
"Bagian dari rampasan perang yang dibagikan Rasulullah SAW untukmu!!" Kata sahabat tersebut.
Seketika ia pergi menemui Nabi SAW sambil membawa harta bagiannya tersebut, dan berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku mengikuti engkau bukan karena ini, tetapi aku mengikuti engkau agar aku dipanah disini…,"
Lelaki tersebut menunjuk ke arah leher atau kerongkongannya, kemudian ia berkata lagi, "Lalu aku mati dan bisa masuk surga."
Nabi SAW tersenyum mendengar penuturannya tersebut, kemudian beliau bersabda, "Sekiranya engkau berkata jujur, Allah pasti akan membenarkanmu."
Lelaki ini bangkit, dan bergabung di barisan depan untuk memerangi kaum Yuhadi yang masih mempertahankan benteng Khaibar. Tidak lama kemudian, beberapa sahabat mendatangi Rasulullah SAW sambil membawa lelaki tersebut yang telah tewas, anak panah menancap di kerongkongannya, tepat di tempat ia menunjuknya. Nabi SAW bertanya, "Dia lelaki itu?"
Para sahabat mengiyakan. Nabi SAW bersabda, "Dia telah jujur kepada Allah sehingga Allah membenarkannya."
           Nabi SAW mengkafaninya dengan jubah beliau, meletakkan di depannya dan dishalatkan. Sebagian dari doa beliau untuk lelaki ini adalah, "Ya Allah, ini adalah hambaMu, ia telah keluar berhijrah di jalanMu, kemudian terbunuh sebagai syahid dan aku sebagai saksi baginya.

2 komentar:

  1. assalamualaikum.. mau tanya, nama sahabat dalam kisah ini siapa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu'alaikum Wr Wb, Mbak Chair, dalam beberapa kitab referensi yang saya miliki juga tidak disebutkan namanya, Wallahu A'lam, Wass Wr Wb

      Hapus