Minggu, 15 Januari 2012

Basyir bin Khashashiyyah RA


Nama aslinya an Nadzir (pengancam), kemudian Nabi menyebutnya sebagai  al Basyir (pembawa berita gembira) setelah ia menyatakan dirinya memeluk Islam. Ia salah satu sahabat ahlush Shuffah, sekelompok sahabat miskin yang tinggal di serambi masjid Nabi SAW. Mereka ini makan dan mendapat pakaian lewat pemberian beliau, kalau Nabi SAW sedang lapar otomatis mereka juga kelaparan. Padahal beliau sendiri tidak pernah dalam keadaan kenyang dalam tiga hari berturut-turut, bahkan lebih sering laparnya, terkadang melebihi tiga hari sehingga beliau mengganjal perut beliau dengan batu. Seperti itu pulalah yang dialami oleh para sahabat ahlush Shuffah.
Suatu ketika Nabi SAW bersabda kepada Basyir, "Apakah engkau tidak ridha Allah mengalihkan pendengaran, penglihatan dan hatimu kepada Islam, kemudian sebagian orang-orang Bani Rabiah al Faras berkata : Kalau tidak karena mereka (termasuk Basyir bin Khashashiyyah), niscaya bumi akan terbalik beserta seluruh isinya."
Ini adalah sebuah penghargaan atas keputusan Basyir dan beberapa orang dari kaumnya untuk memeluk Islam, kemudian mereka ini tekun dan istiqomah menjalankan ajaran-ajarannya. Padahal ketika ia berba'iat memeluk Islam dan Nabi SAW menyampaikan apa saja yang harus diamalkan, ia sempat berkata, "Ya Rasulullah SAW, aku mampu melakukan itu semua kecuali dua, zakat dan jihad. Aku tidak memiliki harta kecuali hanya beberapa (2-9) ekor unta. Unta itu untuk sumber makanan dan susu bagi keluargaku dan kendaraan untuk bepergian. Sedangkan jihad, sesungguhnya aku ini seorang penakut. Aku khawatir jika aku ikut pertempuran, aku akan lari, padahal ancaman bagi orang yang lari dari medan jihad sangat berat, kemurkaan dari Allah"
"Hai Basyir," Kata Nabi SAW, "Tanpa jihad dan sedekah? Maka dengan apa lagi engkau akan memasuki surga?"                                                                                   
            Kemudian Nabi SAW meludahi telapak tangannya, dan menarik tangan Basyir untuk berba'iat lagi. Begitu tangannya menyatu dengan tangan Rasulullah SAW, dadanya terasa begitu lapang, tiada ketakutan dan kekhawatiran apapun lagi untuk menjalankan ajaran Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar