Dalam suatu pertempuran melawan
orang-orang Romawi, Abdullah bin Hudzaifah as Sahmi tertangkap oleh pasukan musuh bersama beberapa orang
Islam lainnya. Pasukan Romawi menyiapkan wajan tembaga besar yang diisi oleh
minyak yang mendidih. Tawanan muslim ditawari untuk masuk agama Nashrani, jika
menolak, ia akan dilemparkan. Beberapa orang telah menjadi syahid karena tidak
sudi menjual keimanan dan keyakinannya.
Ketika tiba pada
giliran Abdullah bin Hudzaifah, dengan tegas dia menolak permintaan mereka.
Tetapi ketika dia diangkat untuk dilemparkan, tetapi tiba-tiba Abdullah
menangis. Panglima Romawipun berkata, "Ia telah gentar dan menangis,
kembalikan !"
Tetapi kemudian
Abdullah berkata, "Jangan kalian pikir aku menangis karena takut dengan
apa yang kalian perbuat. Tetapi aku menangis karena aku hanya mempunyai satu
nyawa, yang aku persembahkan kepada Allah. Aku berharap mempunyai nyawa sebanyak
rambutku, dan kau paksa aku, dan kau lakukan seperti itu satu persatu pada
semua nyawaku."
Sang panglima
begitu terkejut dan takjub dengan ucapan Abdullah, sehingga ia bermaksud
melepaskannya, ia berkata pada Abdullah, "Ciumlah kepalaku, dan aku akan
melepaskanmu!"
Abdullah
menolak. Tetapi penolakannya tersebut tidak membuat sang panglima marah, tetapi
malah menambah kekagumannya. Ia berfikir, alangkah baiknya jika orang seperti
Abdullah bin Hudzaifah dengan kepribadian yang begitu mengagumkan tersebut
menjadi saudaranya atau menjadi orang dekatnya. Sang panglima berkata lagi, “Masuklah
ke dalam agama Nashrani, akan kunikahkan kau dengan putriku, dan kuberikan
separuh dari kekuasaanku."
Abdullah tetap
menolak. Karena sudah berniat untuk melepaskannya, sang panglima berkata lagi, "Ciumlah
kepalaku, dan akan kubebaskan engkau dan delapan puluh temanmu yang masih
kutawan."
Kali ini
Abdullah menerima tawaran tersebut. Ia mencium kepala sang panglima dan kemudian
pulang kembali ke pasukannya beserta delapanpuluh orang temannya. Peristiwa
tersebut terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khaththab.
Sekembalinya ke
Madinah, ia menceritakannya kepada Umar. Umar begitu takjub dengan peristiwa
ini dan ia berkata, "Wajib bagi orang muslim yang hadir saat ini untuk
mencium kepada Abdullah, dan aku orang pertama yang akan melakukannya…."
Umar bangkit dari duduknya dan mencium kepala
Abdullah, diikuti oleh kaum muslimin lainnya yang hadir saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar