Utsman bin Thalhah bin Abu
Thalhah al Adawi, pada masa jahiliahnya ia adalah penjaga Baitullah
sekaligus pemegang kunci Ka'bah. Ia memeluk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah
atas ajakan Khalid bin Walid. Dalam perjalanan ke Madinah, mereka bertemu
dengan Amr bin Ash yang juga memutuskan untuk berba'iat kepada Nabi SAW dalam
keislaman.
Ketika tiba di
Madinah, Nabi SAW menyambut gembira kehadiran mereka, bahkan ketika melihat
kedatangan ketiganya, beliau bersabda, "Makkah telah melepaskan jantung
hatinya…!"
Walau ucapan ini
lebih ditujukan kepada Amr bin Ash dan Khalid bin Walid, tetapi kemuliaan
itupun melingkupi dirinya karena berba'iat dalam Islam bersama-sama dengan dua
orang yang kelak menjadi pahlawan yang mengharumkan nama Islam ke seantero
dunia.
Seusai Fathul
Makkah dan Nabi SAW membersihkan Ka'bah dan Baitullah dari berhala-berhala, Ali
bin Abi Thalib menghampiri Nabi SAW sambil membawa kunci Ka'bah dan berkata, "Wahai
Rasulullah, serahkanlah kewenangan menjaga Ka'bah dan memberi minum orang-orang
yang berhaji kepada kami. Semoga Allah senantiasa melimpahkan salam dan
shalawat kepada engkau…"
Riwayat lain
menyebutkan, Abbas bin Abdul Muthalib yang menyatakan permintaan tersebut.
Tetapi Nabi SAW berkata, "Mana Utsman bin Thalhah?"
Setelah Utsman dipanggil
dan datang menghadap Nabi SAW, beliau bersabda, "Ambillah kunci ini
sebagai pusaka abadi, tidak ada yang merampasnya dari kalian kecuali orang yang
dzalim. Wahai Utsman, Sesungguhnya Allah menyerahkan keamanan rumahNya kepada
kalian. Ambillah yang diberikan dari rumah ini dengan cara yang ma'ruf."
Maka tugas
memegang kunci Ka'bah tersebut berada di tangan Utsman bin Thalhah dan anak
keturunannya, bahkan sampai saat ini.
Suatu ketika saat
masih musyrik, Utsman sedang berada di Tan'im, tidak jauh di luar kota Makkah, ia melihat seorang
wanita bersama anaknya mengendarai onta sendirian keluar dari Kota Makkah.
Setelah dekat, ia-pun bertanya kepada wanita tersebut, yang ternyata adalah
Ummu Salamah. "Hendak kemanakah engkau, hai anak perempuan Abu
Umayyah?"
Ummu Salamah
menjelaskan kalau ia dan anaknya akan ke Madinah untuk menemui suaminya. Sudah
sekitar setahun ia terpisahkan sejak suaminya hijrah ke Madinah, sedang ia dan
anaknya ditahan oleh kerabatnya. Kini ia dibebaskan dan ingin tinggal bersama
suaminya di Madinah , ia berangkat sendirian hanya ditemani Allah.
Mendengar penjelasan tersebut, Utsman berkata, "Demi Allah, engkau tidak
pantas dibiarkan sendirian begitu saja."
Setelah itu
Utsman memegang kendali unta Ummu Salamah dan menuntunnya berjalan cepat. Jika
tiba waktunya istirahat, ia mendudukkan unta agar Ummu Salamah bisa turun,
menambatkan unta dan beristirahat di bawah pohon lainnya. Jika akan berangkat
lagi, ia mendudukkan unta agar Ummu Salamah mudah menaikinya, kemudian menuntunnya
berjalan cepat. Begitu berulang-ulang dilakukan tanpa banyak percakapan.
Setelah beberapa
hari perjalanan, mereka sampai di pinggiran kota Madinah, yakni di kampung Quba yang
didiami Bani Amr bin Auf, Utsman berkata kepada Ummu Salamah, "Suamimu
tinggal di kampung itu, masuklah kamu ke dalamnya dengan berkah dari
Allah!"
Setelah itu ia menyerahkan kendali unta ke Ummu
Salamah, dan berjalan pulang ke arah Makkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar