Sabtu, 11 Februari 2012

Utsman bin Thalhah al Adawi RA


          Utsman bin Thalhah bin Abu Thalhah al Adawi, pada masa jahiliahnya ia adalah penjaga Baitullah sekaligus pemegang kunci Ka'bah. Ia memeluk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah atas ajakan Khalid bin Walid. Dalam perjalanan ke Madinah, mereka bertemu dengan Amr bin Ash yang juga memutuskan untuk berba'iat kepada Nabi SAW dalam keislaman. 
Ketika tiba di Madinah, Nabi SAW menyambut gembira kehadiran mereka, bahkan ketika melihat kedatangan ketiganya, beliau bersabda, "Makkah telah melepaskan jantung hatinya…!"
Walau ucapan ini lebih ditujukan kepada Amr bin Ash dan Khalid bin Walid, tetapi kemuliaan itupun melingkupi dirinya karena berba'iat dalam Islam bersama-sama dengan dua orang yang kelak menjadi pahlawan yang mengharumkan nama Islam ke seantero dunia.
Seusai Fathul Makkah dan Nabi SAW membersihkan Ka'bah dan Baitullah dari berhala-berhala, Ali bin Abi Thalib menghampiri Nabi SAW sambil membawa kunci Ka'bah dan berkata, "Wahai Rasulullah, serahkanlah kewenangan menjaga Ka'bah dan memberi minum orang-orang yang berhaji kepada kami. Semoga Allah senantiasa melimpahkan salam dan shalawat kepada engkau…"
Riwayat lain menyebutkan, Abbas bin Abdul Muthalib yang menyatakan permintaan tersebut. Tetapi Nabi SAW berkata, "Mana Utsman bin Thalhah?"
Setelah Utsman dipanggil dan datang menghadap Nabi SAW, beliau bersabda, "Ambillah kunci ini sebagai pusaka abadi, tidak ada yang merampasnya dari kalian kecuali orang yang dzalim. Wahai Utsman, Sesungguhnya Allah menyerahkan keamanan rumahNya kepada kalian. Ambillah yang diberikan dari rumah ini dengan cara yang ma'ruf."
Maka tugas memegang kunci Ka'bah tersebut berada di tangan Utsman bin Thalhah dan anak keturunannya, bahkan sampai saat ini.
Suatu ketika saat masih musyrik, Utsman sedang berada di Tan'im, tidak jauh di luar kota Makkah, ia melihat seorang wanita bersama anaknya mengendarai onta sendirian keluar dari Kota Makkah. Setelah dekat, ia-pun bertanya kepada wanita tersebut, yang ternyata adalah Ummu Salamah. "Hendak kemanakah engkau, hai anak perempuan Abu Umayyah?"
Ummu Salamah menjelaskan kalau ia dan anaknya akan ke Madinah untuk menemui suaminya. Sudah sekitar setahun ia terpisahkan sejak suaminya hijrah ke Madinah, sedang ia dan anaknya ditahan oleh kerabatnya. Kini ia dibebaskan dan ingin tinggal bersama suaminya di Madinah, ia berangkat sendirian hanya ditemani Allah. Mendengar penjelasan tersebut, Utsman berkata, "Demi Allah, engkau tidak pantas dibiarkan sendirian begitu saja."           
Setelah itu Utsman memegang kendali unta Ummu Salamah dan menuntunnya berjalan cepat. Jika tiba waktunya istirahat, ia mendudukkan unta agar Ummu Salamah bisa turun, menambatkan unta dan beristirahat di bawah pohon lainnya. Jika akan berangkat lagi, ia mendudukkan unta agar Ummu Salamah mudah menaikinya, kemudian menuntunnya berjalan cepat. Begitu berulang-ulang dilakukan tanpa banyak percakapan.
Setelah beberapa hari perjalanan, mereka sampai di pinggiran kota Madinah, yakni di kampung Quba yang didiami Bani Amr bin Auf, Utsman berkata kepada Ummu Salamah, "Suamimu tinggal di kampung itu, masuklah kamu ke dalamnya dengan berkah dari Allah!"         
            Setelah itu ia menyerahkan kendali unta ke Ummu Salamah, dan berjalan pulang ke arah Makkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar