Ketika Rasulullah SAW sedang
memobilisasi pasukan untuk perang Tabuk, Abu Khaitsamah sedang berada di luar kota Madinah. Beberapa
hari setelah Beliau berangkat ke Tabuk barulah ia tiba kembali di Madinah.
Cuaca saat itu sangatlah panas, kedua istrinya menyambut kedatangannya dengan
gembira. Makanan dan air yang dingin telah disiapkan untuknya di dalam rumahnya
yang berada di salah satu bagian kebunnya yang teduh.
Abu Khaitsamah
berdiri di pintu rumahnya, ia memandang dua istrinya dan apa yang telah
disiapkan untuknya. Matanya tampak menerawang jauh, tiba-tiba ia berkata, "Rasulullah
SAW berada di terik matahari, tiupan angin kencang dan cuaca yang sangat panas,
sementara Abu Khaitsamah berada di naungan yang sejuk, makanan yang terhidang
dan dua istrinya yang cantik di tengah harta bendanya,… Ini sungguh tidak
adil."
Sejenak ia
tercenung, kemudian berkata kepada istrinya, "Demi Allah, aku tidak akan
masuk ke rumah menemui kalian, sehingga aku menyusul Rasulullah SAW. Sediakan
perbekalan untukku."
Setelah semua
disiapkan dengan cepat oleh kedua istrinya itu, ia segera memacu untanya untuk
menyusul Rasulullah SAW. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Umair bin Wahb
al Jumahi yang juga ingin menyertai Rasulullah SAW, merekapun berjalan bersama.
Ketika ia telah melihat rombongan pasukan yang sedang beristirahat di Tabuk, Abu
Khaitsamah berkata kepada Umair, "Aku mempunyai kesalahan, karena itu
tidak masalah jika engkau tertinggal dariku, sampai aku menemui Rasulullah
SAW."
Umair memahami
keinginannya itu, dan ia membiarkan Abu Khaitsamah memacu untanya lebih cepat
untuk lebih dahulu menemui Rasulullah SAW. Para
sahabat berkata kepada Nabi SAW, bahwa ada seseorang yang memacu untanya dengan
cepat mendekati mereka. Beliau berkata, "Semoga ia adalah Abu
Khaitsamah!!"
Ketika penunggang
unta itu telah makin dekat, orang-orang membenarkan ucapan Rasulullah SAW
tersebut. Setelah menambatkan untanya, Abu Khaitsamah mendekat dan memberi
salam kepada Nabi SAW, beliau berkata kepadanya, "Celaka engkau, wahai Abu
Khaitsamah!"
Abu Khaitsamah meminta
maaf dan menceritakan apa yang dialaminya, dan juga yang telah dilakukanya
kepada keluarganya. Setelah penjelasannya tersebut beliau bersabda, “Itu adalah
hal yang baik!"
Beliau juga
mendoakan untuk kebaikan bagi Abu Khaitsamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar