Ketika Abu Jandal bin Suhail bin
Amr memeluk Islam, kaum keluarganya membelenggu dan menyiksanya sehingga ia tidak
bisa menyusul Nabi SAW ke Madinah sebagaimana orang Islam lainnya. Suatu saat
ia berhasil meloloskan diri melalui bagian bawah kota Makkah, dan menemui orang-orang Islam
yang saat itu sedang berada di Hudaibiyah,
kedua tangannya dalam keadaan terbelenggu.
Saat itu utusan kaum Quraisy,
Suhail bin Amr, yang tidak lain adalah ayah Abu Jandal sendiri, sedang
mengadakan pembicaraan dengan Nabi SAW tentang butir-butir Perjanjian
Hudaibiyah. Salah satu butir tersebut adalah : Jika seorang lelaki dari Makkah
datang kepadamu (Nabi SAW), walaupun ia telah memeluk Islam, maka engkau harus
mengembalikannya kepada kami (Kaum Quraisy).
Ketika Suhail
melihat kehadiran Abu Jandal, Suhail berkata kepada Nabi SAW, "Hai
Muhammad, dia ini adalah orang pertama yang harus engkau kembalikan kepada
kami."
Nabi SAW sebenarnya
berusaha mempertahankan Abu Jandal dengan dalih perjanjian tersebut belum
sampai tahap disepakati, tetapi masih dalam perundingan. Tetapi Suhail tetap
berkeras, sehingga akhirnya Nabi SAW merelakan Abu Jandal dibawa kembali ke
Makkah. Abu Jandal sempat berkata, "Hai orang-orang Islam, apakah aku akan
dikembalikan kepada kaum musyrik, sedangkan aku telah datang kepada kalian
sebagai muslim? Apakah kalian tidak melihat apa yang kuderita?"
Tentu saja kaum muslimin
sangat tersentuh dengan keadaan tsb. tetapi apa yang telah diputuskan oleh Nabi
SAW, itulah hukum yang harus ditaati. Hanya Umar bin Khaththab yang sempat
mempertanyakan kepada Nabi SAW, tetapi ia pun akhirnya bisa menerimanya setelah
dijelaskan Abu Bakar RA. Nabi SAW hanya bisa menasehati Abu Jandal untuk
bersabar.
Berlalulah
waktu, seorang muslim lagi, yakni Abu Bashir, lepas dari kungkungan dan siksaan
kamu Quraisy dan berlari ke Madinah. Kaum Quraisy mengirim dua utusan ke
Madinah untuk menjemput Abu Bashir, dan tidak bisa tidak, karena masih terikat
Perjanjian Hudaibiyah, Nabi SAW SAW harus merelakan Abu Bashir dibawa kembali ke
Makkah.
Dalam perjalanan
tersebut, dengan suatu muslihat Abu Bashir berhasil membunuh salah satu utusan,
dan utusan lainnya berhasil lari ke
Madinah meminta perlindungan Nabi SAW. Ketika Abu Bashir menghadap Nabi SAW di
Madinah, beliau menjelaskan tentang Perjanjian Hudaibiyah dan beliau tidak
mungkin mempertahankannya di Madinah. Abu Bashir bisa memahami kesulitan yang
dihadapi Nabi SAW, karena itu ia lari ke pesisir menyembunyikan diri.
Beberapa waktu
kemudian Abu Jandal juga berhasil lolos dari kaum Quraisy, dan ia mengikuti
jejak Abu Bashir menyembunyikan diri di pesisir. Begitulah, setiap ada orang
muslim yang lolos dari kaum Quraisy, mereka bergabung dengan Abu Bashir dan Abu
Jandal hingga mencapai jumlah satu isbahah (10 - 40 orang). Kelompok yang
dipimpin oleh Abu Bashir dan Abu Jandal ini selalu menghadang dan membunuh
kafilah dagang Quraiys yang menuju Syam, dan merampas hartanya.
Keadaan itu ternyata menjadi “bumerang” bagi kaum
Quraisy, yang akhirnya memaksa orang-orang Quraisy menemui Nabi SAW agar
kelompok Abu Bashir dan Abu Jandal ditarik ke Madinah dan tidak mengganggu
kafilah-kafilah dagang orang Quraisy ke Syam. Itu artinya mereka sendiri yang
berinisiatif membatalkan Perjanjian Hudaibiyah. Dan kelompok Abu Bashir dan Abu
Jandal ini akhirnya bergabung dengan Nabi SAW di Madinah.
Subhanallah...para sahabat2 nabi...semoga Allah memberkahinya.
BalasHapuscerdas
BalasHapus" la hawla wala kuwata illa billa" subhanalloh
BalasHapus