Ali dan Umamah binti Abul
Ash RA
Dari
pernikahan Zainab dan Abul Ash bin Rabi, Rasulullah SAW mempunyai dua orang
cucu. Yang pertama adalah lelaki yang diberi nama Ali. Diriwayatkan bahwa
ketika memasuki kota
Makkah dalam Fathul Makkah, beliau menunggang unta bersama Ali. Yang
dimaksudkan adalah Ali tersebut adalah cucu beliau ini. Ali meninggal menjelang
usia dewasanya, beberapa waktu setelah kewafatan ibunya, Zainab.
Anak keduanya
adalah seorang perempuan yang diberi nama Umamah RA. Sewaktu masih kecil, Nabi
SAW sering bermain-main dengan cucunya ini. Diriwayatkan bahwa ketika beliau
sedang sujud dalam shalat, Umamah kecil sering menaiki punggung beliau, dan
beliau membiarkannya berlama-lama sujud, baru menurunkannya ketika beliau akan
bangkit dari sujud. Ia dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya
Fatimah az Zahrah, bibinya sendiri. Menurut riwayat, sebelum kematiannya,
Fatimah berpesan kepada suaminya, agar sepeninggalnya ia menikahi keponakannya
sendiri, Umamah. Tetapi dari pernikahannya ini, Umamah tidak mempunyai anak
keturunan.
Setelah wafatnya
Ali, Umamah menikah dengan Mughirah bin Naufal. Dari pernikahannya ini ia
mempunyai seorang anak yang diberi nama Yahya, tetapi tidak banyak penjelasan
tentang putra Umamah ini, bahkan terjadi perbedaan dalam riwayatnya.
Umamah wafat pada tahun 50
hijriah.
Abdullah bin Utsman RA
Dari
pernikahan Ruqayyah dan Utsman bin Affan, Nabi SAW mempunyai seorang cucu
lelaki yang diberi nama Abdullah. Abdullah ini lahir ketika mereka sedang
berhijrah di Habasyah, dan ia meninggal ketika masih kecil, yakni berusia 6
tahun di Madinah. Sedangkan pernikahan Ummu Kultsum dan Utsman tidak mempunyai
anak, karena pernikahan mereka hanya berlangsung beberapa bulan saja.
Hasan bin Ali bin Abi
Thalib RA
Hasan
adalah putra pertama Fatimah dan Ali bin Abi
Thalib , ia lahir
setelah dua tahun pernikahan mereka, yakni pada tahun 3 hijriah. Ia baru
berusia 7 tahun lebih beberapa bulan ketika Rasulullah SAW wafat, tetapi ia
telah meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi SAW. Setidaknya terdapat 13 hadits
yang diriwayatkan dari jalan cucu Raulullah SAW ini.
Suatu ketika ia
berjalan-jalan bersama Rasulullah SAW, melewati setumpuk buah kurma hasil
sedekah. Hasan mengambil satu kurma dan memakannya, segera saja Nabi SAW
berseru, "Akh, akh…!"
Kemudian beliau
mengambil kurma tersebut dari mulut Hasan. Kemudian beliau bersabda, "Kita
tidak boleh memakan harta sedekah."
Ia belajar
shalat lima
waktu dan beberapa shalat lainnya dari Nabi SAW, padahal saat itu ia masih
anak-anak. Ia juga diajarkan Nabi SAW, doa untuk shalat witir, yaitu doa yang saat ini terkadang dibaca sebagai doa qunut
pada shalat subuh. Hasan juga sering melaksanakan ibadah haji dengan berjalan
kaki, tidak mengendarai untanya. Ketika kebiasaannya ini ditanyakan, ia
menjawab, "Setelah mati nanti, saya merasa malu jika bertemu dengan Allah,
sedangkan saya belum pernah mengunjungi rumahNya dengan berjalan kaki."
Husein bin Ali bin Abi Thalib
RA
Husein
bin Ali lahir setahun setelah kakaknya, Hasan. Ia masih berusia 6 tahun
beberapa bulan ketika Nabi SAW wafat. Tetapi seperti kakaknya, ia juga
meriwayatkan beberapa Hadits, setidaknya ada 8 hadits yang diriwayatkan dari
jalan Husein ini.
Diriwayatkan
bahwa Husein telah melaksanakan ibadah haji dengan berjalan kaki sebanyak 25
kali. Ia juga selalu istiqamah dalam menjalankan ibadah dan rajin bersedekah.
Zainab binti Ali bin Abi Thalib
RA
Zainab
adalah putri ke tiga Fatimah dan Ali bin Abi Thalib. Ia menikah dengan saudara
sepupunya sendiri, Abdullah bin Ja'far, dan mempunyai dua orang anak, Abdullah dan
Aun, tetapi keduanya meninggal sebelum masa dewasanya, ketika kedua orang
tuanya masih hidup.
Setelah Zainab meninggal, suaminya
menikah dengan saudara kandungnya, Ummu Kultsum. Ummu Kultsum sendiri adalah
janda dari saudara Abdullah, Muhammad bin Ja'far.
Ummu Kultsum binti Ali bin
Abi Thalib RA
Ummu
Kultsum adalah putri ke empat Fatimah dan Ali bin Abi Thalib , ia
menikah dengan Khalifah Umar bin Khaththab. Dari pernikahannya ini ia mempunyai
seorang anak yang diberi nama Zaid bin Umar. Setelah Umar meninggal, ia menikah
dengan Aun bin Ja'far, dan mempunyai seorang anak perempuan, tetapi meninggal
ketika masih kecil. Setelah Aun meninggal, ia menikah lagi dengan Muhammad bin
Ja'far, saudara Aun. Setelah Muhammad meninggal, ia menikah lagi dengan
Abdullah bin Ja'far, saudara Aun juga.
Saat menjadi
istri Abdullah ini, Ummu Kultsum mengalami sakit, yang akhirnya membawa
ajalnya. Pada hari wafatnya ini, putranya, Zaid bin Umar meninggal juga
sehingga keduanya diberangkatkan ke makam bersama-sama.
Jadi, setelah
pernikahannya dengan Umar bin Khaththab, Ummu Kultsum menikah dengan tiga orang
putra Ja'far bin Abi Thalib, yang masih sepupunya sendiri, secara
berturut-turut. Pertama dengan Aun bin Ja'far, kemudian Muhammad bin Ja'far dan
Abdullah bin Ja'far. Sebelumnya, Abdullah bin Ja'far adalah suami saudara kandungnya
sendiri, Zainab binti Ali, yang telah meninggal sebelumnya.
Ketika menjadi
istri Umar bin Khaththab, suatu malam, suaminya yang menjabat sebagai khalifah
itu tergesa-gesa membangunkannya dari tidur dan berkata, "Wahai istriku, sesungguhnya
Allah SWT membuka jalan bagimu, jalan yang mulia di sisi Allah, agar engkau memperoleh
peluang berbuat kebaikan malam ini."
"Apa
maksudmu, wahai Amirul Mukminin," Tanya Ummu Kultsum terkejut, sekaligus
penuh harap.
Memang telah
menjadi kebiasaan Umar meronda malam untuk melihat keadaan umat Islam. Ia
selalu khawatir kalau umat yang dipimpinnya ini mengalami kesusahan tanpa ia
bisa membantunya. Dan malam itu ia menemukan
suatu keadaan yang memerlukan campur tangan istrinya. Ia berkata, "Dengarlah
wahai istriku, di padang sebelah sana terdapat sebuah kemah
tua, yang di dalamnya ada seorang wanita yang akan melahirkan tanpa seorangpun
yang merawat dan membantunya. Ia sangat kesakitan, tolonglah engkau membantunya
dalam proses persalinannya!"
Sebenarnya mudah
saja bagi Umar menyuruh dan memerintahkan Ummu Kultsum untuk membantu
persalinan wanita itu. karena ia sebagai suami sekaligus khalifah. Tetapi
bagaimanapun istrinya ini adalah seorang cucu dari orang yang sangat
dikasihinya, Nabi SAW, apalagi Fatimah adalah putri kesayangan beliau. Ia tidak
ingin mengatakan sesuatu yang juga akan menyakiti hati Rasulullah SAW.
Kemuliaan nasab itu pulalah yang tampak dalam jawaban istrinya, "Wahai
suamiku, sudah menjadi kewajibanku untuk menyempurnakan hasrat dan kesucian
hatimu, aku bersedia untuk membantu dan merawatnya."
Mereka bergegas
menuju padang
dimana kemah itu berada sambil membawa peralatan dan bekal makanan yang
diperlukan. Sementara Ummu Kultsum membantu persalinan, Umar menyalakan api dan
memasak makanan bagi dua pengembara tersebut. Tak lama berselang, terdengar
seruan istrinya, "Ya Amirul Mukminin, ucapkanlah tahniah (selamat) kepada
saudaramu itu, karena ia memperoleh seorang anak laki-laki."
Mendengar ucapan
dari dalam kemah tersebut, si lelaki jadi terkejut. Tidak disangkanya kalau
yang bersusah payah membantunya ini ternyata Umar, Amirul Mukminin yang sempat
diacuhkannya. Umar meminta istrinya membawa masuk, makanan bagi sang ibu baru tersebut.
Dan terhadap si lelaki yang tampak terkejut, ia berkata, "Tidak mengapa
wahai Saudara, janganlah kedudukanku ini membebani perasaanmu. Datanglah besok
menemuiku, aku akan mencoba menolongmu!"
Setelah
semuanya selesai, Umar dan Ummu Kultsum berpamitan.
makasih....jazakallahu khoiron khatziro
BalasHapusIzinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.
BalasHapusLebih dan kurang saya mohon maaf.
Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, 'alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma'iin.
Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.
Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.
Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.
Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.
Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.
------(doa khusus untuk seluruh istri, anak, cucu dan sahabat Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alaihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam, serta salaf al-shaalih semua, semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka).
ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FUM ‘ANHUM
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM
---------------------
Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alaihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.
Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.
“Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat ).” (QS. Ibrahim: 41).
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf: 15).
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.
Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.
HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Indra Ganie - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten
Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.
BalasHapusLebih dan kurang saya mohon maaf.
Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, 'alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma'iin.
——(doa khusus untuk seluruh istri, anak, cucu dan sahabat Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alaihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam, serta salaf al-shaalih semua, semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka).
ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM
———————
Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.
Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.
Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.
Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.
Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.
Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alaihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.
Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.
“Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat ).” (QS. Ibrahim: 41).
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf: 15).
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.
Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.
HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Indra Ganie - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten
Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.
BalasHapusLebih dan kurang saya mohon maaf.
Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, 'alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma'iin.
——(doa khusus untuk seluruh istri, anak, cucu dan sahabat Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alaihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam, serta salaf al-shaalih semua, semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka).
ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM
———————
Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.
Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.
Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.
Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.
Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.
Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alaihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.
Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.
“Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat ).” (QS. Ibrahim: 41).
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf: 15).
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.
Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.
HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Indra Ganie - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten