Amr bin Uqaisy mempunyai tagihan
bunga pinjaman yang cukup besar semasa jahiliah, dan ia masih menginginkan
"haknya" tersebut diperoleh, mungkin rasa "hubbud dunya"nya
masih tinggi. Hal itulah yang menghalangi dia untuk memeluk Islam, sebagaimana
saudara dan kerabatnya yang lain. Islam memang melarang untuk mengambil riba kecuali
pokok pinjamannya saja, walaupun hal itu telah disepakati pada akad pinjam
meminjam sebelum memeluk Islam. Amr berfikir, kalau ia telah menerima semua
bunga pinjaman tersebut, barulah ia akan masuk Islam.
Suatu ketika pada hari terjadinya
perang Uhud, ia bertanya kepada orang sekitarnya, “Dimanakah para kemenakanku?"
Mereka
menjelaskan kalau mereka sedang berperang di Uhud bersama Rasulullah SAW.
“Di Uhud?"
Katanya.
Sejenak Amr terpekur,
seakan-akan ia sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Tak lama kemudian ia
memakai baju besi dan menaiki kudanya, memacunya ke arah Uhud. Ketika pasukan
Islam melihat kedatangannya, mereka berkata, "Menyingkirlah dari kami, hai
Amr!"
Amr berkata, "Sesungguhnya
aku telah beriman."
Kemudian ia
menerjunkan diri dalam pertempuran, menerjang musuh dengan semangat membara,
tak kalah dengan sahabat-sahabat lainnya. Setelah pertempuran usai, Amr
ditemukan mengalami luka yang cukup parah dan ia diantarkan kembali kepada keluarganya.
Beberapa hari
berselang, sahabat Sa'd bin Muadz datang mengunjunginya. Ia menyuruh adik
perempuan Amr untuk menanyakan kepada kakaknya tersebut, ia berperang itu untuk
membela dan melindungi keluarganya, atau marah demi Allah dan RasulNya. Ketika
hal itu ditanyakan sang adik, Amr berkata, "Aku berperang karena marah
demi Allah dan RasulNya."
Beberapa waktu kemudian ia meninggal, dan Nabi SAW
menggolongkannya sebagai ahlu jannah, walaupun ia belum sempat shalat sama
sekali dalam keislamannya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar