Syifa binti Abdullah bin Abdu
Syams termasuk sahabiah (sahabat wanita) yang memeluk Islam pada masa-masa
awal, yakni sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. Ia menikah dengan Abu Hatsmah
bin Hudzaifah dan memiliki seorang anak bernama Sulaiman bin Abu Hatsmah. Ia
seorang wanita yang terpelajar, sedikit dari wanita yang mengerti baca tulis
pada masa jahiliah. Ia juga mempunyai keahlian meruqyah penyakit gatal yang
disebut namlah (artinya : semut, karena orang yang menderita penyakit tersebut
merasa ada semut yang merayap di sekujur tubuhnya).
Dalam
keislamannya, ia ditugaskan Nabi SAW untuk mengajar baca tulis kepada
wanita-wanita muslim, termasuk kepada Hafshah binti Umar, salah satu dari
ummahatul mukminin. Suatu ketika Syifa menunjukkan kemampuannya meruqyah
penyakit namlah di hadapan Nabi SAW. Saat itu beliau sedang berada di rumah
Hafshah, maka beliau bersabda, “Tidakkah engkau Hafshah meruqyah penyakit
namlah sebagaimana engkau menhajarinya baca tulis??”
Karena
kemampuannya tersebut, Nabi SAW menempatkan Syifa di suatu rumah di Madinah,
yang penduduk sekitarnya sering mengalami penyakit gatal-gatal. Ia tinggal di sana bersama putranya,
Sulaiman, dan Nabi SAW sering mengunjunginya.
Suatu
ketika Syifa binti Abdullah datang kepada Nabi SAW meminta sesuatu untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi beliau tidak bisa memberikan apapun karena memang
sedang tidak ada. Ia sempat menggerutu karena tidak memperoleh apa-apa dari
beliau.
Pada waktu
ashar, ia pergi ke rumah menantunya, Syurahbil bin Hasanah. Didapatinya menantunya
tersebut masih berada di rumah, tidak bergegas ke masjid, langsung saja ia
mencela sikapnya itu, tetapi Syurahbil malah berkata, "Wahai bibi, jangan
memarahiku. Aku hanya mempunyai sehelai pakaian (untuk shalat), dan itu sedang
dipinjam Rasulullah SAW."
Mendengar
penuturan itu Syifa jadi menyesal, ia berkata,"Demi ibu dan bapakku
sebagai tebusannya, aku baru saja datang kepada Nabi SAW dan mencela beliau,
padahal hari ini beliau tidak memiliki pakaian dan aku tidak tahu."
"Wahai
bibi, itu hanya pakaian panjang yang baru saja kami tambal," Kata
Syurahbil. Mendengar penuturan menantunya tersebut, Syifapun
makin menyesali sikapnya kepada Rasulullah SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar