Abul Haitsam at Tayyihan adalah
seorang sahabat Anshar yang berasal dari Bani Abdul Asyhal, suku Aus di
Madinah, dan salah satu dari duabelas orang yang berba'iat pada Nabi SAW di
Aqabah yang pertama. Pada tahun berikutnya, ia juga mengikuti rombongan 70
orang lebih yang akan menemui Nabi SAW di Makkah. Dalam pertemuan dengan
Rasulullah SAW yang dikenal dengan Ba'iatul Aqabah kedua itu, Abul Haitsam
berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya antara kami dan orang Yahudi ada
kesepakatan perjanjian. Jika kami telah memutuskannya, dan tuan kembali kepada
kaum tuan dan memerangi orang banyak, bagaimana dengan keamanan kami
nantinya?"
Nabi SAW tertawa
mendengar penuturan ini, kemudian bersabda, "Darahmu adalah darahku, dan
kehancuranmu adalah kehancuranku….!"
Abul Haitsam
sangat puas dengan pernyataan Nabi SAW yang singkat padat tersebut. Dan ini
dibuktikan beliau setelah penaklukan (Fathul) Makkah dan perang Hunain, ketika
saat itu orang-orang Anshar merasa khawatir karena mayoritas penduduk Makkah
telah memeluk Islam, termasuk sebagian besar kerabat beliau, dan beliau sangat
diterima untuk tinggal di Makkah. Beliau dengan tegas berkata kepada
orang-orang Anshar, "Tempat hidupku adalah tempat hidup kalian, tempat
matiku adalah tempat mati kalian…."
Dan beliau
bersabda juga, "…., kalau tidak karena hijrah, tentulah aku termasuk
golongan orang-orang Anshar,….."
Kembali pada
Ba’iatul Aqabah ke dua tersebut, Abul Haitsam berpaling kepada kaumnya dan
berkata, "Wahai kaumku, ini adalah Rasulullah, beliau berada dalam
lindungan Allah SWT walaupun tinggal di antara kaum keluarganya. Jika kalian
membawa beliau, maka orang-orang Arab akan bersatu untuk memerangi kalian. Jika
kalian suka berperang di jalan Allah, rela kehilangan harta dan sanak keluarga
karenanya, ajak beliau ke tempat tinggalmu karena sungguh beliau adalah Rasul
yang sebenarnya. Tetapi jika kalian takut untuk memberikan pertolongan kepada
beliau, sekarang saja kalian meninggalkannya…"
Berdirilah
seorang dari suku Khazraj, yakni Abbas bin Ubadah, dan berpidato kepada kaumnya
seperti halnya Abul Haitsam. Mereka semua menyatakan kesediaannya untuk
menerima dan mengorbankan apapun demi keselamatan dan perjuangan Nabi SAW dalam
mendakwahkan Islam.
Satu persatu mereka berba'iat kepada Nabi SAW. kepada
73 orang lelaki beliau menjabat tangan mereka, dan kepada 2 wanita hanya dengan
perkataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar