Zanirah telah memeluk Islam ketika
tuannya, Umar bin Khaththab masih kafir. Ia termasuk dalam kelompok yang
mula-mula memeluk Islam (as sabiqunal awwalin), yakni dari kalangan hamba
sahaya. Tak pelak lagi ia mengalami banyak penyiksaan, dengan tujuan untuk
mengembalikannya kepada agama jahiliah.
Suatu ketika Umar memukul matanya
hingga Zanirah menjadi buta. Orang-orang kafir Quraisy berkata kalau yang
membutakan mata Zanirah itu adalah Lata dan Uzza, berhala sesembahan mereka.
Mendengar kabar tersebut, Zanirah langsung berkata, "Demi Allah tidak,
Latta dan Uzza bahkan tidak mengenal orang-orang yang menyembahnya, sedangkan
Tuhanku bisa menyembuhkan mataku ini."
Setelah berkata seperti itu, seketika
itu pula Zanirah menjadi sembuh dan bisa melihat lagi. Zanirah sangat gembira
dan ‘membanggakan’ pilihan mengikuti ajaran Nabi SAW, tetapi orang-orang kafir
Quraisy hanya menganggapnya sebagai sihir yang dilakukan oleh Nabi SAW.
Pernah suatu ketika Umar
memukulinya berkali-kali. Ia berdiri dengan sempoyongan karena kesakitan yang
dirasakan di sekujur tubuhnya. Bisa dibayangkan, bagaimana tubuh seorang wanita
yang lemah dipukuli oleh seorang jagoan gulat yang menjadi jawara di Pasar
Ukadz seperti Umar. Namun Umar yang masih kafir tersebut justru berkata kepada
Zanirah, "Aku tidak akan membiarkanmu hingga terus-menerus
sempoyongan…!!"
Lalu ia memukulinya lagi hingga
Zanirah terjatuh. Akhirnya Zanirah dibeli oleh Abu Bakar dan dibebaskan,
sebagaimana budak-budak lainnya yang mengalami penyiksaan dari tuannya karena
pilihannya memeluk Islam.
Itulah sebagian gambaran dari
beratnya mereka mempertahankan keislaman pada masa-masa awal, terutama dari
kalangan kaum lemah, wanita dan hamba sahaya. Pantaslah kalau mereka termasuk
dalam kelompok as sabiqunal awwalin yang mendapat jaminan keselamatan di
akhirat kelak.
👍👍👍
BalasHapus