Julaibib adalah seorang sahabat
Anshar yang sangat dicintai Nabi SAW walau ia tidak diketahui nasabnya dengan
jelas, keadaannya-pun fakir dan wajahnya juga buruk. Tentu saja kecintaan
beliau kepadanya ini adalah karena kualitas keimanan dan ketakwaannya, juga
karena kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun demikian ia belum menikah
karena kebanyakan orang enggan mengambilnya sebagai menantu karena keadaan
lahiriahnya tersebut.
Suatu ketika Nabi SAW bertemu
dengan salah seorang sahabat Anshar dan bersabda, "Aku melamar
putrimu!!"
"Baik, ya Rasulullah,"
Kata sahabat tersebut, "Ini suatu kehormatan besar dan sangat
membanggakan!!"
"Tetapi aku tidak
menginginkannya untuk diriku sendiri!!" Kata Nabi SAW.
"Untuk siapa ya,
Rasulullah?" Kata sahabat tersebut.
"Untuk Julaibib...!!"
Sahabat tersebut tampak terkejut,
tetapi kemudian berkata, "Kalau begitu saya akan bermusyawarah dahulu
dengan ibunya!!"
Nabi SAW mengijinkannya, kemudian
sahabat tersebut berlalu pulang. Sampai di rumah, ia berkata kepada istrinya, "Sesungguhnya Rasulullah SAW
melamar putrimu!!"
"Baik, sungguh ini sangat
menyenangkan!!" Kata istrinya dengan gembira.
"Beliau tidak melamar untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Julaibib!!"
Seketika kegembiraan di wajah
istrinya menghilang, dan berkata, "Untuk Julaibib?? Tidak, demi Allah kita
tidak akan mengawinkannya dengan Julaibib!!"
Tampaknya kehebohan yang terjadi
antara kedua orang tuanya menyebabkan sang gadis menghampiri mereka dan meminta
penjelasan atas apa yang terjadi. Sang ibu menjelaskan permintaan Nabi SAW dan
sikap yang diambilnya, maka si gadis berkata, "Apakah kalian akan menolak
urusan Rasulullah SAW? Pertemukanlah (nikahkanlah) aku dengan dia, sungguh dia
tidak akan menyia-nyiakan aku!!"
Tentu tidak ada pertimbangan lain
dari sang gadis kecuali ketaatan dan kecintaan kepada Nabi SAW. Ia meyakini, di
balik semua kekurangan yang ada pada Julaibib yang memang sudah diketahui
banyak orang, tentu ia memiliki banyak kelebihan lainnya yang membuatnya mendapat
kedudukan yang baik di sisi Rasulullah SAW.
Sahabat Anshar tersebut kembali
kepada Nabi SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, engkau lebih berhak berurusan
dengan anak gadisku!!"
Nabi SAW memanggil Julaibib dan
menikahkannya dengan putri sahabat Anshar tersebut.
Julaibib hampir tidak pernah absen
dalam medan
pertempuran bersama Rasulullah SAW. Suatu ketika setelah berakhirnya suatu
pertempuran, Nabi SAW bertanya kepada para sahabat, "Apakah kalian tidak
kehilangan seseorang?"
"Tidak, ya Rasulullah!!"
Kata mereka.
"Tetapi aku kehilangan
Julaibib," Kata Nabi SAW, "Carilah dia!!"
Mereka menyebar, dan akhirnya salah
seorang sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, inilah dia orangnya, ia
tertutup di antara tujuh orang musuh yang dibunuhnya, dan ia juga terbunuh oleh
mereka!"
Nabi SAW mendatangi tempat Julaibib
tewas. Beliau memangku jenazahnya dan menyuruh beberapa sahabat menggali lobang
untuk kuburnya. Sambil bercucuran air mata, beliau bersabda, "Dia ini
bagian dari diriku dan aku bagian dari dirinya…"
Setelah lubang kuburnya siap,
beliau mengangkat sendiri jenazahnya dan membaringkannya di dalam kubur. Tidak
ada tikar atau kain lainnya untuk menutup jenazahnya, sehingga langsung
dikuburkan begitu saja. Tetapi semua itu tidak berarti mengurangi kemuliaan dan
ketinggian derajadnya di sisi Allah dan Rasul-Nya, bahkan meningkatkannya
karena tangan Nabi SAW sendiri yang memakamkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar