Minggu, 09 November 2014

Seorang Wanita Anshar dan Anaknya

            Seorang wanita Anshar hanya tinggal berdua dengan anak lelaki satu-satunya, tidak ada saudara atau kerabat lainnya yang mereka miliki. Kemungkinan besar, suami dan kerabat lainnya dari wanita ini telah gugur sebagai syuhada, sebagaimana sebagian besar sahabat Anshar yang mengorbankan jiwa dan harta mereka di jalan Allah. Membaktikan hidupnya untuk membela Nabi SAW dan kejayaan Islam hingga akhirnya bisa tersebar ke seluruh penjuru dunia.
            Suatu ketika anak muda Anshar tersebut sakit parah beberapa waktu lamanya. Anas bin Malik dan beberapa sahabat lainnya menjenguknya. Saat itu sakitnya makin parah, bahkan ia dalam keadaan sakaratul maut sehingga para sahabat menungguinya sehingga nyawanya telah benar-benar kembali ke rahmat Allah. Mereka menutupkan kain ke wajah pemuda tersebut.
            Tiba-tiba datanglah ibu dari pemuda tersebut, mendekati tempat tidur anaknya. Salah seorang dari mereka berkata, “Wahai ibu, berpasrahlah engkau kepada keputusan Allah, dan mengharaplah pahala dari-Nya…!!”
            “Apakah anakku sudah mati?” Tanya perempuan itu.
            “Ya…!!” Kata mereka.
            “Benarkah apa yang kalian katakan??” Tanya perempuan itu lagi.
            “Benar..!!” Kata mereka, menegaskan.
            Wanita Anshar itu menghadapkan wajah ke kiblat kemudian mengangkat tangan, dan berdoa, “Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku pasrah kepada-Mu, dan berhijrah kepada Rasul-Mu Muhammad SAW, dengan harapan Engkau akan menolongku dalam setiap kesulitan. Ya Allah, janganlah Engkau timpakan musibah ini pada hari ini…!!”
            Kemudian wanita tersebut membuka kain yang telah ditutupkan para sahabat ke wajah anaknya, memandang dan menyentuhnya dengan penuh kasih sayang.
Tidak lama berselang, sebelum para sahabat meninggalkan rumah itu, tampak wanita Anshar tersebut dan anaknya tengah makan bersama. Mereka akhirnya kembali, kemudian ikut makan bersama ibu dan anaknya tersebut dengan perasaan takjub. 

1 komentar: