Seorang lelaki datang kepada Nabi SAW, setelah duduk di
hadapan beliau, ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki
beberapa orang budak yang membohongi saya, mengkhianati dan menentang saya.
Karena itu saya mencela dan memukul mereka. Bagaimanakah hubungan saya dengan
mereka??”
Nabi SAW
menatap lelaki tersebut dengan tajam, kemudian bersabda, “Pada hari kiamat
nanti akan dihitung (dihisab) apa yang mereka khianati, apa yang mereka tentang
pada dirimu, dan apa yang mereka dustakan. Kemudian Allah juga akan menghitung
(menghisab) celaanmu dan hukumanmu atas mereka. Jika apa yang engkau lakukan
itu sesuai dengan kadar dosa yang mereka lakukan, maka itu cukup, engkau tidak
akan mendapatkan apa-apa (yakni pahala) dan tidak pula mendapat dosa. Tetapi
bila hukumanmu melebihi kadar dosa mereka, maka aku akan menuntut qishas darimu
atas kelebihan itu…!!”
Lelaki yang
duduk terpekur itu langsung memekik dan menangis mendengar penjelasan Nabi SAW
tersebut. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana keadaannya di yaumul hisab
kelak, apalagi kalau ternyata Nabi SAW bukannya memberikan syafaat, justru
malah menuntutnya karena kedzalimannya dalam menangani budak-budaknya.
Rasulullah
SAW berkata lagi, “Tidak pernahkan kamu membaca firman Allah : Dan Kami
letakkan timbangan-timbangan keadilan pada hari kiamat sehingga seseorang tidak
akan didzalimi sedikitpun, meskipun itu seberat biji atom (dzarrah), tentu Kami
akan mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai penghisab!!”
Lelaki
tersebut makin tenggelam dalam tangisan kesedihannya, dan hanya satu jalan yang
mungkin bisa menyelamatkannya. Lelaki itu berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak
pernah mendapatkan alasan apapun untuk berpisah dengan mereka (kecuali hal
ini), maka saksikanlah, ya Rasulullah, bahwa mereka semua aku merdekakan…!!”
Nabi
SAW tersenyum dan gembira mendengar keputusan lelaki tersebut, dan mendoakannya
dengan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar