Jabir bin Sulaim al Hujaimy atau
nama kunyahnya adalah Abu Juray, suatu ketika ia melihat seseorang yang selalu diikuti oleh banyak orang. Segala
pendapat dan perkataannya selalu diikuti dan dipatuhi. Jabir bertanya kepada salah seorang di antara mereka,
"Siapakah orang itu?"
"Dia adalah Rasulullah
SAW…" Kata sahabat yang ditanya tadi.
Jabir mendekat kepada Nabi SAW dan
berkata, "Alaikas salaamu, yaa Rasuulallah..!!"
Seperti tidak mendengar atau
mengabaikannya, Nabi SAW tidak menjawab. Jabir mengulangi ucapan yang sama,
kemudian beliau bersabda, "Janganlah kamu mengatakan 'alaikas salam,
karena ucapan 'alaikas salam adalah untuk orang yang telah meninggal dunia.
Tetapi ucapkanlah Assalamu 'alaika…!"
Jabir mengulang salam seperti
diajarkan Nabi SAW, kemudian berkata lagi, "Benarkah engkau utusan
Allah?"
"Benar," Kata Nabi SAW,
"Aku adalah utusan Allah..!!"
"Siapakah Allah yang
mengutusmu itu?" Tanya Jabir lagi.
Beliau bersabda, "Dia adalah
Dzat, yang apabila kamu tertimpa suatu musibah kemudian kamu berdoa kepada-Nya,
niscaya Dia akan menghilangkan musibah yang menimpamu. Apabila kamu tertimpa
musim paceklik, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, niscaya Dia akan segera
menumbuhkan tanaman untuk kamu. Dan jika kamu berada di gurun sahara atau di
suatu tanah lapang, kemudian kendaraanmu atau ternakmu hilang, kemudian kamu
berdoa kepada Dia, niscaya Dia akan mengembalikannya kepadamu…!!"
Jabir bin Sulaim sangat tertarik
dengan penjelasan Nabi SAW yang begitu sederhana tentang masalah Ketuhanan,
tetapi jelas dan mudah dipahami. Segera saja ia memutuskan untuk memeluk Islam
dan berba'iat kepada Nabi SAW. Kemudian ia berkata, "Berilah saya nasehat,
ya Rasulullah!!"
Beliau bersabda, "Janganlah
sekali-kali engkau memaki seseorang…!!"
Nasehat pertama beliau dalam
keislamannya ini begitu melekat di benaknya, dan ia berkomitmen kuat untuk
melaksanakannya. Dan setelah itu ia tidak pernah memaki apapun, bukan sekedar
orang-orang yang merdeka, bahkan budak, onta dan kambingpun, tidak pernah ia
memakinya setelah menerima nasehat beliau itu.
Beliau juga memberi nasehat
kepadanya, "Janganlah sekali-kali engkau meremehkan suatu kebaikan, dan
berkatalah kepada temanmu dengan muka yang manis, sesungguhnya yang demikian
itu merupakan suatu kebaikan juga. Dan tinggikanlah kainmu (sarungmu) sampai
pertengahan betis, dan kalau kamu enggan, boleh sampai kedua mata kaki. Tetapi
janganlah engkau memanjangkannya melebihi kedua mata kaki, karena itu merupakan
kesombongan, dan Allah tidak suka pada sifat sombong. Dan jika seseorang memaki
dan mencela engkau dengan sesuatu yang diketahuinya tentang dirimu, maka
janganlah engkau (membalas) mencelanya dengan sesuatu yang engkau ketahui
tentang dirinya. Sesungguhnya akibat dari caci maki itu akan kembali kepada
dirinya….!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar