Senin, 24 Maret 2014

Seorang Pemuda Penggali Kubur

Suatu ketika Umar bin Khaththab masuk ke rumah Nabi SAW sambil menangis. Beliau bersabda, "Wahai Umar, apa yang menyebabkan engkau menangis?"
"Wahai Rasulullah," Kata Umar, "Di depan pintu ada seorang pemuda yang tangisannya membakar hatiku!!"
"Bawalah ia kemari" Kata Nabi SAW.
Umar menjemput pemuda tersebut dan membawanya ke hadapan Nabi SAW. Ia masih saja menangis, tampak jelas penyesalan dan ketakutan yang menggelayut di wajahnya. Beliau menanyakan penyebab dari tangisannya yang seperti itu, sang pemuda berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya telah berdosa!!"
Nabi SAW bersabda, "Wahai anak muda, apakah engkau menyekutukan Allah dengan sesuatu?"
"Tidak, ya Rasulullah!" Kata Sang Pemuda.
"Apakah engkau membunuh seseorang tanpa hak?"
"Tidak, ya Rasulullah!" Katanya lagi.
Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosamu meskipun dosa itu seperti tujuh langit, tujuh bumi dan gunung yang menjulang tinggi!!"
Sang Pemuda berkata, "Sesungguhnya dosa saya lebih besar daripada tujuh langit, tujuh bumi dan gunung-gunung yang menjulang!"
"Lebih besar mana dengan kursi / singgasana Allah?" Tanya Nabi SAW.
"Dosa saya lebih besar, ya Rasulullah!!".
"Lebih besar mana dengan 'Arasy Allah?" Tanya Nabi SAW.
"Dosa saya lebih besar, ya Rasulullah!!".
"Lebih besar mana dengan maghfirah (ampunan) Allah?" Tanya beliau lagi.
"Maghfirah Allah lebih besar dan lebih agung, ya Rasulullah!!" Kata sang pemuda.
Maka Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa yang besar, kecuali Allah Yang Maha Besar…!!"
Kemudian Nabi SAW meminta pemuda tersebut menceritakan dosa yang dilakukannya, tetapi ia berkata, "Saya malu untuk menceritakannya, Ya Rasulullah !!"
Nabi SAW memerintahkannya untuk tetap menceritakannya, sehingga tidak ada pilihan lain bagi pemuda tersebut kecuali menceritakannya, walau dengan berat hati dan rasa malu yang tak tertahankan.
Pemuda ini adalah seorang penggali kubur dan ia telah menekuni pekerjaannya ini selama tujuh tahun. Tetapi ia mempunyai kebiasaan buruk, ia selalu mengambil/mencuri kain kafan dari jenazah yang dikuburkannya, jika kondisinya masih baik.  Suatu ketika ada seorang gadis dari golongan Anshar yang meninggal, kain kafan yang digunakannya masih baru, sehingga sang pemuda penggali kubur ini berencana mengambilnya.
Pada malam harinya, pemuda ini menggali lagi kubur sang gadis Anshar, dan mengambil kain kafannya. Ketika akan menimbunnya lagi, setan menggoda dan nafsunya-pun bangkit karena gadis Anshar itu memang cantik, apalagi keadaannya telanjang setelah kain kafan yang membungkusnya diambil. Ia tak mampu menguasai nafsunya dan menyetubuhi jenazah gadis Anshar tersebut.
Usai melampiaskan nafsu bejatnya, sang pemuda dibuat terkejut dan ketakutan karena tiba-tiba mayat gadis tersebut  bangun dan berkata, "Wahai anak muda, celakalah kamu! Apakah engkau tidak malu kepada Tuhannya Hari Pembalasan, yang Dia akan menggelar Kursi-Nya untuk pengadilan, yang akan mengambil pahala orang yang menganiaya dan diberikan kepada orang yang dianiayanya. Kamu tinggalkan aku dalam keadaan telanjang di barisan orang-orang yang  sudah mati, engkau biarkan aku dalam keadaan junub di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung….!!"
Sampai disini sang pemuda berhenti sesaat karena air matanya berurai penuh penyesalan, dan tangisannya menyesak sehingga ia susah bicara. Tetapi belum sempat ia meneruskan ceritanya, Nabi SAW bersabda tegas, "Wahai orang fasik, pantasnya tempatmu memang di neraka, pergilah dari sini!!"
Sang pemuda makin menyesak tangisnya, dan berlalu dari rumah Nabi SAW. Ia berjalan tanpa tujuan menyusur padang pasir, sambil mulutnya tak henti-hentinya mengucap taubat kepada Allah. Empat puluh malam ia terus berjalan di padang pasir, mulutnya tak pernah lepasi mengucap istighfar dan matanya tak pernah kering dari air mata. Bumi  yang luas serasa sempit, langit yang tinggi serasa menghimpit. Serasa tidak ada lagi tempat berlari dan sembunyi tatkala Rasulullah SAW telah "memvonis"-nya seperti itu.
Setelah genap empat puluh malam, ia menengadahkan wajahnya ke langit dan berkata, "Wahai Tuhannya Muhammad, Tuhannya Adam dan Tuhannya Hawa, jika Engkau menerima taubatku, beritahukanlah kepada  Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya. Jika Engkau tidak menerima taubatku, turunkanlah api dari langit dan bakarlah diriku dengan api itu, tetapi kumohon selamatkanlah aku dari siksaan akhirat..!!"
Pada saat yang hampir bersamaan, ketika pemuda tersebut tengah bermunajat dan berputus asa dari semua mahluk kecuali kepada Allah, Allah mengirimkan malaikat Jibril kepada Nabi SAW. Jibril berkata, "Kesejahteraan buat engkau, wahai Muhammad, Tuhanmu mengirimkan salam untukmu…"
Nabi SAW menjawab ucapan salam ini dengan bersabda, "Dia adalah Dzat Yang Maha Sejahtera, dari-Nya datang kesejahteraan, dan kepada-Nya kesejahteraan akan kembali…"
Malaikat Jibril berkata, "Tuhanmu berfirman kepadamu : Engkaukah yang menciptakan mahluk?"
"Bukan, Allah-lah yang menciptakan aku dan mereka," Kata Nabi SAW.
"Engkaukah yang memberi rezeki kepada mereka?" Kata Malaikat Jibril lagi.
"Bukan, Allah-lah yang memberikan rezeki kepada aku dan mereka," Kata Nabi SAW.
"Engkaukah yang menerima taubat mereka?" Kata Malaikat Jibril lagi.
"Bukan, Allah-lah yang menerima taubatku dan taubat mereka," Kata Nabi SAW.
Setelah beberapa percakapan tersebut, Malaikat Jibril berkata lagi, "Sesungguhnya Allah berpesan kepadamu : Terimalah taubat hamba-Ku (yakni Sang pemuda penggali kubur tersebut), karena sesungguhnya Aku telah menerima taubatnya…!!"
Nabi SAW merasa gembira dengan pengabaran dari Malaikat Jibril AS ini, beliau menyampaikan kepada para sahabat dan memerintahkan mereka untuk mencari sang pemuda tersebut, serta membawanya pulang ke Madinah.

1 komentar: