Abdullah bin Mas'ud, seorang
sahabat yang diberi kelebihan dalam ilmu Al Qur'an dan kata Nabi SAW, bacaan al
Qur'annya tepat seperti ketika al Qur'am diturunkan, pernah berkata dalam suatu
majelis, "Orang yang celaka adalah orang yang (telah digariskan) celaka
ketika dalam perut ibunya, dan orang yang berbahagia adalah orang yang bisa
mengambil pelajaran dari orang lain…!!"
Seorang tabi'in yang hadir dalam
majelis Ibnu Mas'ud, yang bernama Amir bin Watsilah tampaknya kurang puas
dengan penjelasan tersebut. Maka ia datang kepada sahabat Nabi SAW lainnya,
yakni Hudzaifah bin Asid al Ghifari dan menceritakan apa yang didengarnya itu, kemudian
berkata, "Bagaimana seseorang celaka tanpa ia melakukan suatu
perbuatan!!"
Hudzaifah bin Asid berkata,
"Apakah engkau heran terhadap hal itu?"
Kemudian Hudzaifah menceritakan
bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda, bahwa setelah mani telah berada di dalam
rahim selama 42 malam, Allah mengutus malaikat kepadanya, lalu Allah membentuk
bagaimana rupanya (wajahnya), menciptakan pendengaran dan penglihatan, kulit,
daging dan tulangnya. Kemudian malaikat yang diutus itu berkata, "Ya
Tuhanku, laki-laki atau perempuan?"
Allah menentukan apa yang
dikehendaki-Nya, dan malaikat mencatatnya.
Sang malaikat bertanya lagi,
"Ya Tuhanku, matinya?"
Allah menentukan apa yang
dikehendaki-Nya, dan malaikat mencatatnya. Begitulah berulang, selain kematian
sang janin ini, Allah juga telah menentukan rizkinya, amalannya, serta celaka atau
bahagianya. Malaikat mencatat dalam lembaran yang dipegangnya, lalu membawanya
keluar, tidak menambah dan menguranginya.
Begitulah, Hudzaifah menjelaskan
kepada Ibnu Watsilah tentang apa yang disampaikan sahabat Abdullah bin Mas'ud
tersebut dengan hadist Nabi SAW lainnya, yang pernah didengarnya.
Dalam riwayat lain disebutkan,
setelah 40 hari mani berubah menjadi segumpal darah, 40 hari kemudian menjadi
segumpal daging, setelah 40 hari lagi dan menjadi jasad yang sempurna, Allah
meniupkan ruh kepadanya, dan mengutus malaikat yang mencatat/ menetapkan empat
hal, rizkinya, amalnya, ajal/kematiannya dan bahagia atau celakanya.
Bisa juga ditafsirkan, malaikat
yang diutus setelah 42 malam, adalah yang "diperbantukan" Allah untuk
memproses mani menjadi segumpal darah,
segumpal daging, membentuk rupa, menyusun pendengaran, penglihatan, kulit,
daging dan tulangnya hingga jenis kelaminnya. Wujudnya menjadi sempurna setelah
120 hari (40+40+40 hari), Allah meniupkan ruh-Nya kepada janin tersebut
sehingga menjadi jasad yang hidup, dan malaikat menanyakan tentang empat
perkara tersebut. Allah menetapkan sesuai yang dikehendaki-Nya, kemudian
malaikat mencatat dalam lembaran yang dibawanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar