Haybin Hamzah al Ja'diy berasal dari
Bani Laits, ia telah sangat tua ketika mengikuti seruan Nabi SAW untuk masuk
Islam. Ketika turun perintah untuk Hijrah ke Madinah, sebenarnya ada rukhsah (keringanan)
bagi orang Islam yang dalam keadaan lemah karena berbagai keadaan, untuk tidak
mengikuti hijrah tersebut, di antaranya para wanita, anak-anak, orang tua,
budak, dll-nya. Haybin Hamzah yang keadaannya sangat tua dan sakit-sakitan,
termasuk dalam kelompok ini, tetapi
didorong rasa keimanan yang demikian kuat, ia bertekad untuk hijrah, memenuhi
perintah Allah tersebut. Ketika orang-orang mencoba mencegah niatnya, ia
berkata, "Demi Allah, aku bukanlah termasuk orang yang dikecualikan oleh
Allah dalam perintah hijrah ini, tidak ada alasan bagiku untuk itu. Aku
memiliki harta yang dapat mengantarkanku ke Madinah atau ke tempat lain yang
lebih jauh, aku tidak akan bermalam lagi di Makkah setelah hari ini."
Ia menyuruh sanak keluarganya untuk
mengeluarkannya dari rumah dengan ditandu. Perjalanan Makkah – Madinah sejauh
450 km melalui padang
pasir, tentulah tentulah bukan perjalanan yang mudah dengan tandu, apalagi bagi
orang setua Haybin yang sakit-sakitan. Tapi semangat untuk mengikuti Nabi dan
menjalankan perintah Allah membuatnya bertekad meneruskan perjalanan hijrah tersebut.
Akibatnya penyakitnya bertambah parah dan kondisinya semakin lemah saja. Ketika
merasa semakin dekat ajalnya, ia menggenggam tangan kiri dengan tangan kanannya
seperti orang berba'iat, dan berkata, "Ya Allah, ini untuk-Mu!!"
Lalu ia melakukannya sekali, dan
berkata, "Ya Allah, ini untuk Rasul-Mu, aku memba'iat-Mu atas apa yang
Rasul-Mu memba'iat atasnya."
Tidak lama kemudian ajal
menjemputnya dalam perjalanan hijrahnya ini. Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya sangat
sedih dan sempat menyesalinya karena belum sampai di Madinah. Seolah-olah
perjalanan hijrahnya itu sia-sia dan tidak memperoleh pahala yang
diinginkannya. Tetapi kemudian turunlah ayat Al Qur'an, "Barang siapa
keluar dari rumahnya dalam rangka hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
ajal menjemputnya, maka pahala telah jatuh dari Allah, dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang."
Nabi SAW dan para sahabat amat
gembira dengan turunnya ayat tersebut. Haybin-pun termasuk seorang sahabat
Muhajirin walau belum sempat tiba dan tinggal di Madinah barang sekejab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar