Senin, 24 Maret 2014

Haybin Hamzah al Ja'diy RA

Haybin Hamzah al Ja'diy berasal dari Bani Laits, ia telah sangat tua ketika mengikuti seruan Nabi SAW untuk masuk Islam. Ketika turun perintah untuk Hijrah ke Madinah, sebenarnya ada rukhsah (keringanan) bagi orang Islam yang dalam keadaan lemah karena berbagai keadaan, untuk tidak mengikuti hijrah tersebut, di antaranya para wanita, anak-anak, orang tua, budak, dll-nya. Haybin Hamzah yang keadaannya sangat tua dan sakit-sakitan, termasuk dalam kelompok ini,  tetapi didorong rasa keimanan yang demikian kuat, ia bertekad untuk hijrah, memenuhi perintah Allah tersebut. Ketika orang-orang mencoba mencegah niatnya, ia berkata, "Demi Allah, aku bukanlah termasuk orang yang dikecualikan oleh Allah dalam perintah hijrah ini, tidak ada alasan bagiku untuk itu. Aku memiliki harta yang dapat mengantarkanku ke Madinah atau ke tempat lain yang lebih jauh, aku tidak akan bermalam lagi di Makkah setelah hari ini."
Ia menyuruh sanak keluarganya untuk mengeluarkannya dari rumah dengan ditandu. Perjalanan Makkah – Madinah sejauh 450 km melalui padang pasir, tentulah tentulah bukan perjalanan yang mudah dengan tandu, apalagi bagi orang setua Haybin yang sakit-sakitan. Tapi semangat untuk mengikuti Nabi dan menjalankan perintah Allah membuatnya bertekad meneruskan perjalanan hijrah tersebut. Akibatnya penyakitnya bertambah parah dan kondisinya semakin lemah saja. Ketika merasa semakin dekat ajalnya, ia menggenggam tangan kiri dengan tangan kanannya seperti orang berba'iat, dan berkata, "Ya Allah, ini untuk-Mu!!"
Lalu ia melakukannya sekali, dan berkata, "Ya Allah, ini untuk Rasul-Mu, aku memba'iat-Mu atas apa yang Rasul-Mu memba'iat atasnya."
Tidak lama kemudian ajal menjemputnya dalam perjalanan hijrahnya ini. Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya sangat sedih dan sempat menyesalinya karena belum sampai di Madinah. Seolah-olah perjalanan hijrahnya itu sia-sia dan tidak memperoleh pahala yang diinginkannya. Tetapi kemudian turunlah ayat Al Qur'an, "Barang siapa keluar dari rumahnya dalam rangka hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian ajal menjemputnya, maka pahala telah jatuh dari Allah, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Nabi SAW dan para sahabat amat gembira dengan turunnya ayat tersebut. Haybin-pun termasuk seorang sahabat Muhajirin walau belum sempat tiba dan tinggal di Madinah barang sekejab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar