Dhimad
adalah lelaki dari Azd Syanu'ah, salah satu suku dari Yaman, yang mempunyai
keahlian mengobati penyakit gila atau gangguan jin. Ketika ia sedang umrah di Makkah , ia
sempat duduk di dalam majelis dimana di dalamnya ada Abu Jahal, Utbah bin
Rabiah dan Umayyah bin Khallaf. Abu Jahal menyebut nama Muhammad yang dianggapnya
sebagai pemecah belah persatuan, menganggap bodoh akal orang-orang kafir Quraisy,
menuduh sesat orang-orang terdahulu yang meninggal dan memaki berhala-berhala
sembahan mereka. Umayyah menimpali kalau Muhammad telah terkena penyakit gila.
Sebagai orang
yang memiliki keahlian mengobati penyakit gila dan gangguan jin, Dhimad merasa
terpanggil mendengar informasi tersebut, ia-pun berusaha menemui Rasullullah
SAW. Tetapi baru keesokan harinya ia menemukan Nabi SAW duduk di belakang maqam
Ibrahim sedang shalat. Seusai shalat, iapun mengemukakan apa yang didengarnya
dari orang-orang Quraisy tersebut dan maksudnya untuk mengobati. Dhimad
berkata, "Tidak ada seorangpun yang berbuat demikian, kecuali orang yang
terkena gangguan jin!"
Mendengar ucapan
yang bersifat menuduh tersebut, Rasullullah SAW bersabda, "Segala pujian
hanya milik Allah SWT, aku memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya, beriman
kepada-Nya dan bertawakkal kepada-Nya. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah,
maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan-Nya, maka
tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya."
Dhimad terpesona
mendengar perkataan Rasullullah SAW. Sebagai seorang yang terpelajar, ia
mengetahui bahwa perkataan seperti bukanlah perkataan yang biasanya dilontarkan
para penyair. Ia meminta beliau mengulangi perkataan itu beberapa kali dan Nabi
SAW memenuhi permintaannya dengan sabar. Kemudian ia bertanya, "Kepada
apakah engkau menyeru? Dan apa yang kuperoleh bila aku melakukannya?"
Nabi SAW
menjawab, “Aku mengajakmu untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa, tiada
sekutu bagiNya, kamu tinggalkan berhala-berhala dari tengkukmu, dan engkau
bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah. Dan ganjaran untukmu adalah surga."
Serta merta Dhimad-pun
menyambut seruan itu dan masuk Islam. Ia tinggal selama beberapa hari
bersama Rasullullah SAW hingga
mengetahui cukup banyak surah dari Qur'an, dan kemudian kembali kepada kaumnya.
Beberapa waktu
berselang setelah Rasullullah SAW sudah di Madinah, beliau mengirim sepasukan
jamaah jihad di daerah Yaman. Di suatu daerah, pasukan tersebut memperoleh
ghanimah 20 ekor unta, Ali bin Abi Thalib yang memimpin pasukan, kemudian mengetahui
kalau daerah itu adalah daerahnya Dhimad al Azdy, maka ia menyuruh pasukannya
untuk mengembalikan ghanimah tersebut, walau tidak bertemu secara langsung
dengan Dhimad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar