Mundzir bin
Uqbah bin Amr termasuk dari tujuhpuluh sahabat huffadz Qur’an yang dikirimkan
Rasulullah SAW untuk mendakwahkan Islam kepada Penduduk Najd dan sekitarnya.
Ketika pimpinan rombongan, Mundzir bin Amr menetapkan untuk berhenti di Bi’r
Ma’unah, ia ditugaskan menggembalakan unta-unta bersama Amr bin Umayyah adh
Dhamry, hingga mereka berdua sebenarnya lolos dari pembantaian yang dilakukan
oleh Amir bin Thufail terhadap sahabat-sahabat yang hafal Al Qur'an tersebut.
Dari tempat
penggembalaannya, mereka berdua melihat burung pemakan bangkai melayang di
udara di atas perkemahannya, salah seorang berkata, "Sesuatu yang buruk
telah terjadi, mari kita kembali ke perkemahan menemui teman-teman kita…"
Mereka bergegas
kembali, dan dari kejauhan tampak para sahabat telah terkapar tak bernyawa
dikelilingi para pembunuh yang pedangnya masih meneteskan darah. Langkah mereka
terhenti, Amr mengajak kembali ke Madinah untuk mengabarkan peristiwa tersebut,
tetapi Mundzir tidak setuju, ia berkata, "Cepat atau lambat, berita ini
akan sampai juga kepada Nabi SAW, aku tidak rela meninggalkan sahabat kita
terbaring nyenyak dalam keadaan ‘nyaman’, tanpa kita berjuang dan syahid
bersama mereka, ayolah Amr! Kita maju dan berjuang menyusul mereka yang telah
syahid.."
Amr menyambut
ajakan Mundzir, mereka berdua menyerang para pembunuh kejam tersebut sehingga
terjadi pertempuran hebat yang tidak berimbang. Mundzir akhirnya gugur sebagai
syahid, sedangkan Amr ditawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar