Rabu, 04 Juni 2014

Shafwan bin 'Assal RA

Suatu ketika Shafwan bin 'Assal didatangi seorang tabi'in bernama Zirr bin Khubaisy, yang seketika Shafwan berkata, "Ada apa kamu datang ke sini, wahai Zirr?"
"Untuk mencari ilmu!!" Kata Zirr.
Shafwan berkata, "Sesungguhnya malaikat akan membentangkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu karena senang dengan apa yang dicarinya itu!!"
Demikianlah memang yang pernah disabdakan Nabi SAW tentang keutamaan menuntut ilmu. Kemudian Zirr bin Khubaisy berkata, "Sesungguhnya saya belum jelas tentang mengusap sepatu sesudah buang hajat (kencing dan berak), sedang engkau adalah salah seorang sahabat Nabi SAW. Apakah engkau pernah mendengar beliau menjelaskan masalah itu?"
"Benar!" Kata Shafwan, "Sesungguhnya beliau menjelaskan, ketika dalam perjalanan atau sedang bepergian kami tidak perlu melepas sepatu (ketika akan berwudhu dan shalat) selama tiga hari tiga malam, kecuali jika karena janabah. Jika hanya karena kencing, berak atau tidur, tidak perlu melepas sepatu…!"
Untuk diketahui, pada jaman Nabi SAW, beliau dan para sahabat memang melaksanakan shalat dengan memakai sepatu atau terompahnya, dan kadang tanpa alas shalat, langsung saja di hamparan pasir yang diratakan, dan tentunya tidak terdapat najis di atasnya.
Ibnu Khubaisy berterima kasih atas penjelasan ini, kemudian ia bertanya lagi, "Apakah engkau pernah mendengar beliau menceritakan tentang cinta?"
"Pernah!" Kata Shafwan.
Kemudian ia menjelaskan bahwa ia pernah bersama Rasulullah SAW dengan beberapa sahabat lainnya dalam suatu perjalanan. Tiba-tiba datang seorang Badui memanggil dengan suara lantang, "Wahai Muhammad!!"
Rasulullah SAW menyahuti panggilan lelaki Badui tersebut dengan suara keras juga. Maka Shafwan berkata kepada lelaki Badui tersebut, "Rendahkanlah suaramu karena engkau berhadapan dengan Nabi SAW, dan kita (umat Islam) benar-benar  dilarang berkata seperti itu!!"
Memang, sebelumnya beberapa sahabat punya kebiasaan bersuara keras dan memanggil-manggil Nabi SAW ketika beliau sedang di rumah atau sedang dalam kesibukan lain, sampai akhirnya turun Sural al Hujurat ayat 2 - 4 yang melarang kebiasaan mereka tersebut. Tetapi atas saran Shafwan tersebut, Sang Badui berkata, "Demi Allah, saya tidak bisa merendahkan suara saya!!"
Mungkin itulah bentuk kasih sayang beliau kepada si Badui, sehingga beliau juga bersuara keras menyamai suara lelaki tersebut agar ia "tidak terkena" hukum dalam ayat tersebut. Si Badui ini kemudian bertanya kepada beliau, "Bagaimana seseorang mencintai sekelompok orang, tetapi ia tidak boleh (bisa) berkumpul bersamanya?"
Mungkin yang dimaksudkan lelaki Badui ini adalah kecintaannya kepada Nabi SAW dan kepada para sahabat beliau, tetapi ia "tidak mungkin" selalu bersama-sama mereka karena keadaan dan kondisinya sebagai orang "desa" yang keimanan dan amalannya sangat jauh dibanding para sahabat tersebut. Belum lagi ia disibukkan dengan pekerjaannya untuk menghidupi keluarganya, sehingga tidak bisa memaksimalkan waktu untuk meningkatkan amal dan keimanannya.
Nabi SAW tersenyum mendengar pernyataan lelaki Badui tersebut dan bersabda, "Seseorang itu akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya nanti pada hari kiamat!!"
Itulah masalah "cinta" yang pernah didengar Shafwan dari Rasulullah SAW. Kemudian ia menambahkan pula, bahwa Nabi SAW menceritakan adanya sebuah pintu di sebelah barat, pintu yang sangat lebar, yang seandainya ia berjalan dari sisi ke sisi lainnya, diperlukan waktu 40 atau 70 tahun lamanya. Pintu ini diciptakan Allah SWT bersamaan dengan penciptaan langit dan bumi. Ketika salah seorang sahabat bertanya tentang pintu tersebut, beliau bersabda, "Itulah pintu taubat, pintu itu selalu terbuka sampai matahari terbit dari arah barat (menjelang kiamat kubra)!!"
Akan tetapi tertutupnya pintu taubat dari masing-masing kita, menjelang "kiamat pribadi" kita adalah ketika nafas telah sampai di tenggorokan. Nabi SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT selalu menerima taubat seorang hamba selama nafasnya belum sampai di tenggorokan (Innallaaha yuqbalut taubata abdun, wa lam yughorghir).

2 komentar:

  1. assalammualaikum..wr wb..afwan saya tdk paham yg dmksud nabi "Seseorang itu akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya nanti pada hari kiamat!!", berarti asal kan dia mencintai nabi walau tdk banyak tahu ttg agama tdk apa" ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. AssWrWb,tentu saja tdk cukup,klau mengaku cinta ttp tidak mengikuti dan meneladaninya,apalagi perilakux banyak menyalahi dan menyimpang,pengakuannya tdk akan ditrima, bs dkatakan cinta 'gombal' yg sedikit sekali manfaatx d akhirat,wlo mgkin saja ada, wallahu a'lam, wass wr wb



      Hapus