Rabi'ah bin Ka'b al Aslamy, atau
dikenal dengan nama Abu Firas, adalah seorang pemuda dari Bani Aslam yang
membaktikan dirinya sebagai salah satu pelayan Rasulullah SAW, dan ia termasuk salah
seorang dari Ahli Shuffah. Ia bertugas untuk mengurus keperluan Nabi SAW pada
waktu malam, termasuk ketika beliau akan shalat tahajud.
Suatu ketika seusai shalat tahajud,
Nabi SAW berkata kepadanya, "Wahai Rabi'ah, mintalah sesuatu kepadaku!"
"Saya sudah cukup puas dengan
bisa melayani keperluan engkau, ya Rasulullah!"
Tetapi Nabi SAW tetap menyuruhnya
untuk meminta sesuatu kepada beliau. Karena terus didesak, akhirnya Rabi'ah
berkata, "Ya Rasulullah, aku ingin selalu bersama (yakni, menjadi teman)
engkau di surga!"
"Apakah engkau tidak memiliki
permintaan yang lain lagi?" Tanya Rasulullah SAW, maksud beliau adalah
sesuatu yang bersifat duniawiah, yang beliau bisa memenuhinya seketika itu.
"Tidak ada, ya Rasulullah,
hanya itu yang selalu menjadi idaman saya!" Kata Rabi'ah, menegaskan.
"Baiklah," Kata Nabi SAW,
"Tetapi engkau harus menolong aku (untuk mewujudkan keinginanmu itu)
dengan memperbanyak sujud kepada Allah."
Maksudnya agar Rabi'ah memperbanyak
shalat-shalat sunnah.
Dalam suatu kesempatan lainnya, Nabi
SAW bertanya kepadanya, "Wahai Rabiah, apakah kamu tidak ingin
menikah?"
"Demi Allah, tidak ya
Rasulullah, aku tidak ingin menikah sebab aku tidak memiliki apa-apa untuk
menghidupi seorang istri. Dan terutama sekali aku tidak ingin ada sesuatu yang
membuatku sibuk sehingga aku tidak bisa melayani kebutuhan engkau..!!"
Nabi SAW hanya tersenyum saja
mendengar jawabannya. Tetapi pada suatu pertemuan yang lain, beliau menanyakan
kembali pertanyaan tersebut dan Rabi'ah masih memberikan jawaban yang sama.
Tetapi setelah itu Rabi'ah berfikir sendiri, kenapa Nabi SAW menanyakan masalah
tersebut sampai dua kali, akhirnya ia menyimpulkan, "Demi Allah,
Rasulullah SAW lebih tahu daripada aku sendiri, apa yang lebih tepat bagiku di
dunia dan akhirat. Kalau beliau menanyakan lagi masalah ini, aku akan
memberikan jawaban yang lain…!!"
Ternyata memang benar, pada
kesempatan berikutnya, Nabi SAW bersabda kepadanya, "Wahai Rabiah, apakah
kamu tidak ingin menikah?"
Kali ini Rabiah berkata, "Baiklah,
ya Rasulullah, perintahkanlah kepadaku menurut yang engkau kehendaki!!"
Nabi SAW bersabda, "Pergilah
engkau kepada keluarga fulan dari kalangan Anshar, katakan kepada mereka :
Sesungguhnya Rasulullah SAW mengutus aku kepada kalian agar kalian menikahkan
aku (dengan putri kalian)..!"
Rabiah segera berangkat memenuhi
perintah Nabi SAW, dan ia disambut dengan gembira di keluarga orang Anshar
tersebut. Mereka berkata, "Marhaban kepada Rasulullah dan utusan
Rasulullah, demi Allah, utusan Rasulullah tidak diperkenankan kembali kecuali
keperluannya sudah dipenuhi…!!"
Mereka memperlakukan Rabiah dengan
lemah lembut dan ramah tanpa banyak mempertanyakan sesuatu kepadanya, kemudian
menikahkan dengan salah seorang putri mereka. Setelah beberapa waktu lamanya,
Rabiah meminta ijin untuk kembali menghadap Rasulullah, dan mereka
mengijinkannya.
Ketika sampai di hadapan Nabi SAW,
dengan perasaan sedih, Rabiah berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah
mendatangi suatu kaum yang mulia. Mereka menikahkan aku dan bersikap lemah
lembut serta bersikap sangat baik tanpa menanyakan mas kawinnya. Padahal aku
tidak mempunyai apa-apa untuk memberikan mas kawinnya…"
Beliau tersenyum mendengar
penuturan Rabiah, dan memerintahkan seorang sahabat mengumpulkan orang-orang
dari Bani Aslam, kemudian beliau bersabda, "Wahai orang-orang Aslam,
kumpulkanlah dan berikanlah kepadanya (Rabiah) butir-butir emas…!!"
Dalam sekejab terkumpullah
butir-butir emas yang cukup banyak, lalu beliau bersabda kepada Rabiah,
"Pergilah, dan bawalah ini kepada mereka dan katakan : Ini mas
kawinnya..!!"
Rabiah segera berangkat ke rumah
orang Anshar yang telah menjadi mertuanya tersebut. Ia menyerahkan butiran emas
sumbangan dari kaumnya sebagai mas kawinnya sebagaimana diperintahkan
Rasulullah SAW. Sekali lagi mereka menyambutnya dengan lemah lembut dan
gembira, dan berkata, "Cukup banyak dan sangat baik!!"
Rabiah meminta ijin untuk kembali
kepada Rasulullah dan mereka mengijinkannya. Rabiah menghadap Nabi SAW dengan
wajah sedih, sehingga beliau bertanya, "Wahai Rabiah, mengapa engkau
(masih) kelihatan sedih..!!"
"Wahai Rasulullah, aku belum
pernah melihat suatu kaum yang lebih mulia dari mereka, yang rela dengan apa
yang kuberikan kepada mereka, berbuat sangat baik dan berkata : Cukup banyak
dan baik sekali. Padahal aku tidak mempunyai apa-apa untuk mengadakan
walimah!!"
Sekali lagi Nabi SAW tersenyum
mendengar penuturan Rabiah. Beliau memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan beberapa domba yang besar dan
gemuk. Beliau juga memerintahkan Rabiah untuk mendatangi Ummul Mukminin, Aisyah
RA dan menyampaikan pesan beliau, "Hendaklah engkau mengirimkan
sekeranjang makanan…!!
Rabiah bergegas ke tempat Aisyah
dan menyampaikan pesan Nabi SAW, segera saja Aisyah mengeluarkan sekeranjang
besar makanan dan berkata, "Keranjang ini berisi sembilan takar gandum,
demi Allah tidak ada lagi selain ini. Jika kami masih mempunyai makanan lainnya
selain ini, maka kamu boleh mengambilnya!!"
Rabiah membawa keranjang tersebut
kepada Nabi SAW dan menyampaikan pesan Aisyah seperti itu. Beliau menyuruh
Rabiah menyerahkan domba dan bahan makanan tersebut kepada keluarga Anshar
mertuanya dengan diantar beberapa orang dari Bani Aslam. Sekali lagi mereka
menyambut kehadiran Rabiah dengan gembira, dan mereka berkata, "Kalau
roti, cukuplah kami yang mengerjakannya. Sedangkan dombanya bisa kalian yang
mengerjakannya."
Rabiah dan beberapa orang dari Bani
Aslam menyembelih dan menguliti domba-domba tersebut kemudian memasaknya.
Setelah semua masakan siap, mereka mengundang Rasulullah SAW dan para sahabat
lainnya untuk mengadakan walimah dari pernikahan Rabiah bin Ka'b ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar