Suatu ketika Shafwan bin 'Assal
didatangi seorang tabi'in bernama Zirr bin Khubaisy, yang seketika Shafwan
berkata, "Ada
apa kamu datang ke sini, wahai Zirr?"
"Untuk mencari ilmu!!"
Kata Zirr.
Shafwan berkata, "Sesungguhnya
malaikat akan membentangkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu karena
senang dengan apa yang dicarinya itu!!"
Demikianlah memang yang pernah
disabdakan Nabi SAW tentang keutamaan menuntut ilmu. Kemudian Zirr bin Khubaisy
berkata, "Sesungguhnya saya belum jelas tentang mengusap sepatu sesudah
buang hajat (kencing dan berak), sedang engkau adalah salah seorang sahabat
Nabi SAW. Apakah engkau pernah mendengar beliau menjelaskan masalah itu?"
"Benar!" Kata Shafwan,
"Sesungguhnya beliau menjelaskan, ketika dalam perjalanan atau sedang
bepergian kami tidak perlu melepas sepatu (ketika akan berwudhu dan shalat)
selama tiga hari tiga malam, kecuali jika karena janabah. Jika hanya karena
kencing, berak atau tidur, tidak perlu melepas sepatu…!"
Untuk diketahui, pada jaman Nabi
SAW, beliau dan para sahabat memang melaksanakan shalat dengan memakai sepatu
atau terompahnya, dan kadang tanpa alas shalat, langsung saja di hamparan pasir
yang diratakan, dan tentunya tidak terdapat najis di atasnya.
Ibnu Khubaisy berterima kasih atas
penjelasan ini, kemudian ia bertanya lagi, "Apakah engkau pernah mendengar
beliau menceritakan tentang cinta?"
"Pernah!" Kata Shafwan.
Kemudian ia menjelaskan bahwa ia
pernah bersama Rasulullah SAW dengan beberapa sahabat lainnya dalam suatu
perjalanan. Tiba-tiba datang seorang Badui memanggil dengan suara lantang,
"Wahai Muhammad!!"
Rasulullah SAW menyahuti panggilan
lelaki Badui tersebut dengan suara keras juga. Maka Shafwan berkata kepada
lelaki Badui tersebut, "Rendahkanlah suaramu karena engkau berhadapan
dengan Nabi SAW, dan kita (umat Islam) benar-benar dilarang berkata seperti itu!!"
Memang, sebelumnya beberapa sahabat
punya kebiasaan bersuara keras dan memanggil-manggil Nabi SAW ketika beliau
sedang di rumah atau sedang dalam kesibukan lain, sampai akhirnya turun Sural
al Hujurat ayat 2 - 4 yang melarang kebiasaan mereka tersebut. Tetapi atas
saran Shafwan tersebut, Sang Badui berkata, "Demi Allah, saya tidak bisa
merendahkan suara saya!!"
Mungkin itulah bentuk kasih sayang
beliau kepada si Badui, sehingga beliau juga bersuara keras menyamai suara
lelaki tersebut agar ia "tidak terkena" hukum dalam ayat tersebut. Si
Badui ini kemudian bertanya kepada beliau, "Bagaimana seseorang mencintai
sekelompok orang, tetapi ia tidak boleh (bisa) berkumpul bersamanya?"
Mungkin yang dimaksudkan lelaki
Badui ini adalah kecintaannya kepada Nabi SAW dan kepada para sahabat beliau,
tetapi ia "tidak mungkin" selalu bersama-sama mereka karena keadaan
dan kondisinya sebagai orang "desa" yang keimanan dan amalannya
sangat jauh dibanding para sahabat tersebut. Belum lagi ia disibukkan dengan
pekerjaannya untuk menghidupi keluarganya, sehingga tidak bisa memaksimalkan
waktu untuk meningkatkan amal dan keimanannya.
Nabi SAW tersenyum mendengar
pernyataan lelaki Badui tersebut dan bersabda, "Seseorang itu akan
bersama-sama dengan orang yang dicintainya nanti pada hari kiamat!!"
Itulah masalah "cinta"
yang pernah didengar Shafwan dari Rasulullah SAW. Kemudian ia menambahkan pula,
bahwa Nabi SAW menceritakan adanya sebuah pintu di sebelah barat, pintu yang
sangat lebar, yang seandainya ia berjalan dari sisi ke sisi lainnya, diperlukan
waktu 40 atau 70 tahun lamanya. Pintu ini diciptakan Allah SWT bersamaan dengan
penciptaan langit dan bumi. Ketika salah seorang sahabat bertanya tentang pintu
tersebut, beliau bersabda, "Itulah pintu taubat, pintu itu selalu terbuka
sampai matahari terbit dari arah barat (menjelang kiamat kubra)!!"
Akan tetapi tertutupnya pintu
taubat dari masing-masing kita, menjelang "kiamat pribadi" kita
adalah ketika nafas telah sampai di tenggorokan. Nabi SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah SWT selalu menerima taubat seorang hamba selama nafasnya
belum sampai di tenggorokan (Innallaaha yuqbalut taubata abdun, wa lam
yughorghir).
assalammualaikum..wr wb..afwan saya tdk paham yg dmksud nabi "Seseorang itu akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya nanti pada hari kiamat!!", berarti asal kan dia mencintai nabi walau tdk banyak tahu ttg agama tdk apa" ya
BalasHapusAssWrWb,tentu saja tdk cukup,klau mengaku cinta ttp tidak mengikuti dan meneladaninya,apalagi perilakux banyak menyalahi dan menyimpang,pengakuannya tdk akan ditrima, bs dkatakan cinta 'gombal' yg sedikit sekali manfaatx d akhirat,wlo mgkin saja ada, wallahu a'lam, wass wr wb
Hapus