Ibnu Hanzhaliyyah RA, seorang
sahabat Nabi SAW yang tinggal dan menghabiskan usianya di Damaskus setelah
wafatnya Rasulullah SAW. Ia seorang sahabat yang suka menyendiri, jarang sekali
ia duduk-duduk bersama manusia kecuali ketika shalat berjamaah di masjid.
Setelah selesai shalat dan berdzikir, ia memilih untuk pulang dan tinggal di
rumahnya sampai waktu shalat berikutnya.
Suatu ketika, selesai shalat dan
akan pulang ke rumahnya, ia melalui tempat tinggal Abu Darda, sahabat Nabi SAW
yang juga tinggal di Damaskus. Abu Darda yang sedang bersama sahabatnya, Basyir
at Taghlaby, menyapa dan berkata kepadanya, "Wahai Ibnu Hanzhaliyyah,
sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat kepada kami dan tidak merugikan
kamu..!!"
Sebagai seorang sahabat penyendiri,
tentulah Ibnu Hanzhaliyyah tidak suka menonjolkan diri. Karena itu ia memilih
untuk menceritakan suatu peristiwa bersama Rasulullah SAW. Ia menceritakan
bahwa beliau pernah mengirim suatu pasukan ke suatu tempat. Setelah pulang dan
berkumpul bersama di majelis Nabi SAW, salah seorang anggota pasukan berkata
kepada teman di sebelahnya, "Bagaimana pendapatmu, ketika kami sedang
berhadapan dengan musuh, salah seorang dari kami berkata : Rasakanlah tikaman
dariku!! Aku adalah pemuda Ghiffar!!"
Teman yang diajaknya bicara
berkata, "Menurut pendapatku, orang itu telah hilang pahalanya…!!"
Tetapi teman lainnya yang mendengar
pembicaraan itu ikut berkata, "Menurut pendapatku tidak apa-apa orang itu
berkata seperti itu (ia tetap memperoleh pahala)…!!"
Dua orang yang berbeda pendapat ini
saling berdebat dengan argumen masing-masing, sehingga Nabi SAW kemudian
menengahinya dan bersabda, "Subkhanallah (Maha Suci Allah), tidak apa-apa,
ia tetap mendapat pahala dan tetap terpuji (di sisi Allah)..!!"
Abu Darda tampak gembira sekali
mendengar cerita Ibnu Hanzhaliyyah itu, dan berkata, "Engkau mendengar
sendiri keterangan itu dari Rasulullah SAW!!"
"Ya…!!" Kata Ibnu
Hanzhaliyyah memastikan.
Tetapi Abu Darda masih mengulangi
pertanyaannya sampai tiga kali, seolah-olah minta "keberkahan" hadits
yang diterima oleh Ibnu Hanzhaliyyah tersebut, dan ia tetap mengiyakannya.
Pada hari dan kesempatan yang lain
yang hampir sama, Ibnu Hanzhaliyyah melewati rumah Abu Darda, dan seperti
sebelumnya, Abu Darda yang sedang bersama sahabatnya, Basyir at Taghlaby,
menyapanya, "Wahai Ibnu Hanzhaliyyah, sampaikanlah satu kalimat yang
bermanfaat kepada kami dan tidak merugikan kamu..!!"
Ibnu Hanzhaliyyah singgah dan
berkata kepada Abu Darda, "Rasulullah SAW bersabda kepada kami : Orang
yang memberi belanja kepada kudanya (yang dipergunakan untuk berjihad di jalan
Allah), seperti orang yang membentangkan tangannya dengan shadaqah (yakni,
dermawan), dan bukan orang yang menggenggamkan tangannya (yakni orang yang
kikir)..!!"
Sikap Abu Darda yang seperti
sebelumnya juga terulang ketika ia mendengar hadits ini dari Ibnu Hanzhaliyyah.
Pada hari dan kesempatan yang lain
lagi, Ibnu Hanzhaliyyah melewati rumah Abu Darda, dan seperti sebelumnya, Abu
Darda yang sedang bersama sahabatnya, Basyir at Taghlaby, menyapanya,
"Wahai Ibnu Hanzhaliyyah, sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat kepada
kami dan tidak merugikan kamu..!!"
Ibnu Hanzhaliyyah singgah dan
berkata kepada Abu Darda, "Rasulullah pernah bersabda : Sebaik-baiknya
orang adalah Khuraim al Usaidy, seandainya ia tidak berambut panjang dan ia tidak memanjangkan kainnya
hingga melebihi mata kaki. Setelah mendengar sabda Nabi SAW ini dari salah
seorang temannya, Khuraim mengambil pisau dan memotong rambutnya hingga dua
telinganya, dan ia menaikkan kainnya hingga pertengahan kedua betisnya…!!"
Setelah selesai mendengar hadist
ini, Abu Darda bersikap seperti sebelum-sebelumnya.
Pada hari dan kesempatan yang berbeda
lagi, Ibnu Hanzhaliyyah melewati rumah Abu Darda, dan seperti kejadian
sebelumnya, Abu Darda yang sedang bersama sahabatnya, Basyir at Taghlaby,
menyapanya, "Wahai Ibnu Hanzhaliyyah, sampaikanlah satu kalimat yang
bermanfaat kepada kami dan tidak merugikan kamu..!!"
Ibnu Hanzhaliyyah singgah dan
berkata kepada Abu Darda, "Nabi SAW berpesan kepada kami : Sesungguhnya
kamu sekalian akan kembali kepada saudara-saudaramu, maka perbaikilah
kendaraanmu dan baguskanlah pakaianmu, sehingga seolah-olah kamu merupakan tahi
lalat di tengah-tengah manusia. Karena sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang yang kotor, baik dalam pakaian atau dalam hal perkataan…!!"
Sekali lagi Abu Darda bersikap
seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya.
salam. ada lanjutan tak dari kisah sahabat yang satu ini? jarang sekali mendengar kisah sahabat yang introvert...
BalasHapus